Penulis: Husna Sabila
Geriatri.id - Mobilitas yang mulai berkurang adalah salah satu hal yang umum terjadi pada kelompok lansia.
Berbagai gangguan mobilitas ini mulai dari gangguan sendi, tulang, hingga efek samping stroke yang mengganggu gerak lansia.
Tentunya hal ini akan mengganggu keseharian lansia dalam menjalani aktivitas mereka.
Namun begitu, bergantung sepenuhnya pada caregiver atau pendamping juga bukanlah opsi yang paling tepat.
Salah satu yang dapat dilaksanakan keluarga Indonesia dalam membantu lansia dalam mobilitas mereka adalah memberikan dan mengajarkan cara penggunaan alat bantu jalan seperti tongkat, kruk, atau walker.
Memilih alat bantu yang sesuai akan memudahkan dan memberikan kenyamanan bagi lansia untuk dapat bergerak lebih leluasa.
Penggunaan alat bantu ini juga menurunkan risiko jatuh—apabila diedukasi dan dilatih penggunaan alat bantu dengan benar—pada lansia.
Namun, perlu diketahui bahwa terdapat beberapa tips berdasarkan HealthAging.org dan American Academy of Orthopedics Surgeons yang harus diperhatikan oleh keluarga Indonesia sebelum memilih alat bantu yang sesuai dengan kondisi lansia.
Secara umum, terdapat 3 hal yang perlu diperhatikan oleh keluarga Indonesia yaitu:
1. Komunikasikan opsi pilihan alat bantu yang kiranya cocok dengan kondisi lansia. Untuk ini Anda dapat berkonsultasi dengan dokter orthopedi atau fisioterapis yang menangani lansia.
2. Pilihlah ukuran alat bantu yang sesuai dengan tubuh lansia (ukuran dan kekuatan tubuh: kaki, tangan, dan sebagainya)
3. Edukasi dan latihlah cara penggunaan alat bantu tersebut agar tidak menimbulkan risiko jatuh pada lansia.
Lebih lanjut, poin-poin ini dapat lebih diperhatikan saat berkonsultasi dengan tenaga kesehatan dalam memilih alat bantu jalan yang sesuai dengan lansia:
Tongkat
Opsi alat bantu berupa tongkat dapat dipilih jika lansia hanya menderita gangguan keseimbangan dan mobilitas yang tergolong ringan.
Apabila lansia merasa nyeri, tungkai yang terasa lemah, ataupun terluka.
Ada gangguan pada salah satu lutut maupun panggul, atau luka pada salah satu kaki saja.
Penggunaan tongkat dapat membantu meringankan 25% bobot tubuh lansia yang harus ditumpu oleh kaki.
Tongkat dengan sebuah ujung tipis dapat membuat lansia lebih mudah untuk kembali independen dalam bergerak nantinya. Namun perlu diingat, jenis tongkat ini tidak begitu stabil sehingga hanya dapat digunakan bila masalah yang lansia miliki cenderung ringan. Untuk yang lebih stabil, lansia dapat memilih tongkat dengan 4 ujung—dengan pengawasan dan konsultasi nakes terlebih dahulu.
Walker
Dapat digunakan pada permasalahan mobilitas yang cukup serius.
Setelah melakukan operasi menyeluruh pada lutut maupun pinggul
Lansia yang membutuhkan keseimbangan dan kemudahan dalam berjalan lebih dari yang diberikan oleh tongkat maupun kruk
Kedua tungkai yang melemah dan tidak memiliki kekuatan
Walker dapat membantu meringankan 50% bobot tubuh yang ditumpu
Kruk
Digunakan saat tubuh memerlukan mobilitas yang tidak memberikan beban yang berarti pada kaki lansia
Dapat digunakan setelah melakukan operasi patah tulang
Stabilitas kruk tidak sestabil pada walker.
Ketiga alat bantu gerak ini dapat dipilih berdasarkan kondisi dan kebutuhan lansia.
Namun perlu ditegaskan bahwa dalam memilih alat bantu ini perlu arahan dan konsultasi dengan ahli profesi terlebih dahulu agar nantinya alat bantu yang dipilih memang sesuai dengan kebutuhan lansia dan tidak menimbulkan risiko yang buruk.***
Video: Kiat Mengatasi Masalah Gerak pada Lansia