Kembali
×
Hal-Hal ini Bisa Menjadi Booster buat Otak Lansia Lho
25 Maret 2022 07:29 WIB

Penulis: Husna Sabila

Geriatri.id - Seiring dengan proses penuaan yang terjadi pada lansia, banyak fungsi fisiologis yang mengalami perubahan, salah satunya adalah otak.

Perubahan pada otak lansia meliputi perubahan struktur —otak menjadi lebih kecil atau menyusut— , dan perubahan fungsi kognitif otak, baik memori maupun kemampuan berpikir lansia.

Namun, kabar baiknya adalah, perubahan dan penurunan fungsi otak ini dapat diminimalisir dampaknya dengan melakukan kegiatan ‘booster otak’.

Merujuk pada laman Harvard Pilgrim Healthcare, terdapat beberapa tips kegiatan yang dapat bermanfaat sebagai booster otak bagi lansia:

Pertahankan rutinitas harian

Melakukan kegiatan yang berulang mencegah lupa dan memudahkan lansia untuk terbiasa terhadap suatu hal. Aktivitas yang rutin akan memberikan rasa aman dan stabil pada otak lansia. 

Tetaplah aktif!

Lansia perlu tetap aktif dalam kehidupan sehari-hari. Melakukan olahraga yang sesuai kemampuan secara rutin dapat menjadi alternatif agar lansia terbiasa hidup aktif.

Dengan membiasakan diri untuk tetap aktif bergerak, tubuh akan menjadi lebih sehat dan akan berdampak pada mental yang lebih sehat pula. 

Memperbaiki pola tidur

Tidur bagi lansia—dan juga bagi kelompok usia lain—adalah sesuatu yang penting untuk terpenuhi kebutuhan hariannya.

Pada lansia, direkomendasikan untuk tidur sekitar 7-8 jam per hari. Kurangnya waktu tidur ataupun waktu tidur yang lebih lama dari durasi yang dianjurkan akan memperbesar risiko terkena demensia.  (Baca: Tips Mengatasi Gangguan Tidur pada Lansia)

Mengerjakan hobi

Mengerjakan hobi dan kegiatan menyenangkan lainnya dapat membantu memperbaiki mood lansia.

Selain itu, beberapa jenis hobi juga berguna untuk meningkatkan kemampuan kognitif lansia.

Permainan seperti sudoku, catur, membaca buku, ataupun bridge dapat bermanfaat untuk mempertajam ingatan, meningkatkan kemampuan berpikir, serta pemecahan masalah.

Melakukan hobi juga dapat menjadi wadah bagi lansia untuk bersosialisasi dengan orang lain yang memiliki ketertarikan hobi yang sama.

Terlibat dalam kegiatan sosial

Terlibat dalam kegiatan sosial menjadikan lansia lebih terkoneksi dengan lingkungan sekitar mereka.

Adanya keterlibatan ini akan meminimalisir risiko kesepian pada lansia.

Selain terhindar dari kesepian, adanya keterlibatan sosial dan kemungkinan lansia untuk berinteraksi di dalamnya akan menstimulus otak lansia serta menjaga otak lansia agar senantiasa terpakai. (Baca: Mengatasi Kesepian pada Lansia)

Belajar hal baru

Lansia memang cenderung sulit untuk mempelajari hal baru yang asing bagi mereka.

Namun ternyata mempelajari hal baru bagi lansia mempunyai beberapa manfaatnya tersendiri seperti terstimulasinya otak lansia serta peningkatan kemampuan memori otak—dibandingkan lansia yang hanya berfokus melakukan kegiatan sosial saja, atau mereka yang tidak melakukan kegiatan yang melibatkan fungsi kognitif otak. (Baca: Belajar di Usia Tua Justru Bisa Menjadi Prestasi Terbaik)

Jangan ragu untuk meminta bantuan jika perlu

Proses penuaan dapat berpengaruh pula pada kesehatan psikologis lansia. Caregiver maupun pihak keluarga dapat mencari bantuan kepada pihak ahli (dokter, psikolog, maupun psikiater) ketika ditemukan tanda-tanda gangguan psikologis dan mental pada lansia.

Gangguan psikologis dan mental pada lansia tidak hanya bedampak pada kesehatan jiwa lansia, namun juga dapat memberi dampak pada risiko hilangnya memori lansia.

Oleh karena itu, ketika caregiver atau keluarga menemukan tanda-tanda seperti meningkatnya iritabilitas pada lansia—menjadi lebih sensitif, mudah marah, mengamuk, hilangnya keinginan untuk melakukan kegiatan apapun, kehilangan sebagian ingatan, atau tanda lainnya yang merujuk pada gangguan psikologis dan mental, maka perlu mengonsultasikan hal ini dengan pihak ahli. 

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai bagaimana upaya menjaga kesehatan otak lansia secara lebih mendalam, ikuti pembahasan dengan ahli dalam program Lansia Online (LOL) dengan tema “Otak Sehat Sepanjang Usia” bersama dr. Fasihah Irfani Fitri, M.Ked(Neu), Sp.S(K),

Tim Edukasi Alzheimer Indonesia & Koordinator Wilayah ALZI Medan, Sabtu 26 Maret 2022 Pukul 13.00-14.00 WIB di Youtube Geriatri TV.***

 

Keterangan foto depan: Ibu Siti 'Wiwik' Afiah, wanita inspiratif asal Sragen, Jawa Timur, yang meraih gelar doktor di usia 69 tahun. Kisah selengkapnya lihat di sini.

Artikel Lainnya
Artikel
13 September 2025 10:00 WIB
Artikel
12 September 2025 10:00 WIB
Artikel
11 September 2025 10:00 WIB
Artikel
10 September 2025 10:00 WIB
Tags
lansia online
lansia sehat
geriatri
kesehatan mental lansia
kesehatan lansia
lansia bahagia
merawat lansia
berita lansia