Penulis: Husna Sabila
Geriatri.id - Apakah kota tempat Anda tinggal saat ini sudah masuk standar ‘ramah lansia’? Ada sejumlah indikator yang perlu diketahui untuk memastikan apakah lingkungan Anda bersahabat bagi kaum lansia.
Berikut ini kriteria dari organisasi kesehatan dunia atau WHO terkait hal-hal yang mesti dipenuhi untuk mendapatkan label “kota ramah lansia”:
1. Gedung/bangunan serta ruang terbuka
Adanya penataan kota dengan bangunan dan ruang terbuka yang aman bagi lansia turut berpengaruh bagi mobilitas lansia di kota tersebut.
Untuk dapat hidup sehat dan mandiri, setidaknya lansia memerlukan lingkungan yang mendukung mereka untuk bergerak dengan tetap aman, yaitu dengan dukungan bangunan serta akses ruang terbuka yang tidak membahayakan bagi lansia.
Ruang terbuka penting tidak hanya untuk lansia namun juga bagi kelompok usia lainnya, di mana hal ini akan menyediakan ‘filter’ bagi polusi udara.
Selain itu, fungsi ruang terbuka juga bermanfaat bagi pengurangan level kebisingan serta menyediakan lingkungan hijau yang sehat bagi lansia.
Bangunan ramah lansia adalah bangunan yang memperhatikan aspek kemudahan lansia dalam mengaksesnya seperti adanya jalanan dan troroar yang lebar dan rata, penerangan yang cukup, serta tata letak bangunan yang dekat dengan fasilitas umum.

2. Transportasi
Transportasi publik ramah lansia adalah transportasi yang mencakup aspek keamanan, kemudahan akses bagi lansia: baik akses menggunakan kendaraan, akses keterbacaan informasi kendaraan, maupun akses jalan menuju fasilitas transportasi publik tersebut, serta adanya staf dan pengendara yang teredukasi dengan baik untuk melayani kebutuhan lansia dan keadaan darurat yang mungkin terjadi selama dalam perjalanan.
3. Tempat tinggal
Tempat tinggal erat kaitannya dengan kesejahteraan dan taraf kelayakan hidup lansia.
Pada lansia, tempat tinggal perlu didesain untuk lebih memudahkan kehidupan mereka, seperti akses pintu yang memungkinkan penggunaan kursi roda, meminimalisir penggunaan tangga, tersedianya lahan terbuka, tata letak kamar mandi yang memudahkan lansia, serta penataan lainnya yang memudahkan ruang gerak lansia.

4. Kemudahan untuk mengikuti partisipasi sosial
Meskipun mungkin mobilitas pada lansia sudah mengalami penurunan dibandingkan usia dewasa produktif, namun lansia tidak bisa dipisahkan dari lingkungan sosialnya. Sebagaimana kelompok usia lainnya, lansia juga memerlukan aktivitas sosial yang memungkinkan mereka bertemu dengan orang lain, mengobrol, melakukan hobi bersama teman sebaya, atau membicarakan masa lalu yang membahagiakan mereka.
Tanpa adanya aktivitas dan partisipasi sosial, lansia akan rentan merasa kesepian, atau gangguan kesehatan mental lainnya.
Melalui partisipasi sosial, lansia tidak hanya melakukan interaksi namun juga dapat sekaligus mengasah kemampuan kognitif mereka melalui pilihan aktivitas yang mendukung pemeliharaan fungsi kognitif mereka.
5. Adanya rasa hormat dan keterlibatan sosial
Adanya rasa menghormati lansia merupakan salah satu hal penting dalam hubungan sosial yang sehat antarpenduduk kota.
Penanaman nilai sopan santun dan menghormati lansia perlu diedukasikan sejak dini sehingga semua kelompok usia yang ada di kota dapat memahami dan menerapkan hal ini.
Adapun keterlibatan sosial lansia akan berdampak pada meningkatnya harga diri lansia.
Hal ini dikarenakan ketika lansia terlibat secara sosial dengan lingkungannya, lansia akan merasa dihargai dan didengar pendapatnya.

6. Pekerjaan dan partisipasi warga sipil
Dalam hal ini lansia perlu mendapatkan kesempatan untuk berkontribusi baik di tempat mereka bekerja ataupun di lingkungan sosial setelah pensiun.
Kontribusi di luar lingkungan kerja setelah pensiun yang dapat lansia lakukan contohnya menjadi sukarelawan.
Lansia dapat mencurahkan pengetahuan dan pengalaman mereka sebagai ‘senior’ dalam kegiatan sukarelawan.
Tidak hanya berguna bagi kepercayaan diri dan perasaan berharga yang dirasakan lansia, kegiatan ini juga berguna bagi lingkungan sekitar lansia yang mendapatkan dampak dari kegiatan tersebut.
7. Komunikasi dan informasi
Di era kemajuan teknologi saat ini, teknologi dapat dimanfaatkan untuk penyebaran informasi secara luas dan cepat.
Namun, kemajuan teknologi juga dapat menjadikan adanya pengucilan sosial dalam proses ataupun akses penerimaan informasi, khususnya bagi lansia, kelompok yang tidak begitu familiar dengan adanya kemajuan teknologi yang terus mengalami perubahan.
Oleh karena itu, dalam menunjang ketersediaan informasi bagi semua kelompok, maka perlu diperhatikan lebih lanjut pemenuhan kebutuhan akses informasi dan berita yang mudah dan ramah lansia.
Pemenuhan kebutuhan informasi ini dapat dijangkau baik dengan menyediakan sumber informasi dalam format yang familiar bagi lansia, ataupun melalui pengajaran dan pendampingan lansia untuk dapat mengakses informasi berbasis daring.
8. Komunitas dan pelayanan kesehatan
Tersedianya layanan dan komunitas yang peduli terhadap kesehatan lansia adalah hal yang krusial bagi keberlangsungan hidup lansia di sebuah kota.
Untuk itu, ketersediaan fasilitas layanan kesehatan yang dekat, ketersediaan dokter ahli (spesialis penyakit dalam, jantung, geriatri, atau spesialis lain yang berkaitan dengan risiko penyakit lansia pada umumnya) serta ketersediaan layanan home care dengan dokter dan perawat terlatih perlu diperhatikan untuk mendukung kesehatan lansia.
Menurut pengamatan Anda, daerah Anda tinggal sudah memenuhi berapa kriteria ya?***
Video Lansia