Geriatri.id - Sebuah penelitian yang dilakukan tim dari Institut Kesehatan dan Kesejahteraan Universitas Glasgow, di Skotlandia menemukan, program isolasi bagi para lanjut usia (lansia) untuk menghindarkan mereka dari terpapar COVID-19, ternyata kurang efektif.
Hasil penelitian menunjukkan, lansia yang memiliki kondisi kesehatan kronis dan melakukan isolasi untuk mengurangi risiko COVID-19 masih delapan kali lebih mungkin terinfeksi dan lima kali lebih mungkin meninggal karena virus daripada mereka yang kurang rentan.
Selama ini pola isolasi bagi lansia dirancang untuk "melindungi" mereka dari infeksi dan dengan demikian mengurangi jumlah orang sakit yang membutuhkan perawatan di rumah sakit, khususnya di daerah, sehingga fasilitas tidak akan kewalahan dengan pasien.
Namun berdasarkan penelitian ini, pola isolasi ternyata tidak banyak mengurangi kasus kejadian rawat inap yang terkait dengan COVID-19. Ratusan lansia yang dianggap "berisiko sedang" untuk penyakit parah membutuhkan perawatan yang signifikan.
"Studi kami ... menunjukkan, pola isolasi mungkin memiliki nilai terbatas dalam mengurangi beban pada layanan kesehatan karena, terlepas dari strategi isolasi, individu berisiko tinggi, tetap berada pada peningkatan risiko kematian," kata Jill Pell, Institut Kesehatan dan Kesejahteraan Universitas Glasgow, seperti dikutip dari www.upi.com.
Pada tahap awal pandemi di Amerika Serikat, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit menyarankan, para lansia dan mereka yang memiliki kondisi kesehatan kronis, seperti diabetes dan penyakit jantung, untuk menghindari kontak dengan orang lain sebanyak mungkin untuk membatasi paparan mereka terhadap COVID-19.
Selain itu, banyak panti jompo secara nasional membatasi pengunjung ke fasilitas mereka karena mereka menampung banyak dari populasi yang berpotensi rentan ini. Rekomendasi ini didasarkan pada penelitian yang menunjukkan lansia dan mereka yang memiliki kondisi kesehatan kronis berada pada peningkatan risiko penyakit parah dan kematian setelah infeksi virus corona.
Namun, setelah strategi ini dijalankan, ternyata puluhan panti jompo di seluruh Amerika, melihat wabah skala besar dan kematian yang signifikan.
Untuk penelitian ini, Pell dan rekan-rekannya menganalisis data lebih dari 1,3 juta lansia di wilayah Glasgow, di antaranya 27.747 telah disarankan untuk melindungi atau mengisolasi untuk menghindari paparan COVID-19 karena mereka dianggap "berisiko tinggi".
Dari mereka yang disarankan untuk melakukan isolasi, sejumlah 56% memiliki penyakit pernapasan parah, sementara 16% menggunakan obat imunosupresif ( golongan obat yang digunakan untuk menekan atau menurunkan sistem kekebalan tubuh) dan 8% mengidap penyakit kanker dengan jenis yang beragam.
Lebih dari 350.000 lansia diklasifikasikan sebagai "berisiko sedang" untuk COVID-19 parah karena kondisi kesehatan seperti penyakit paru-paru kronis, tekanan darah tinggi atau diabetes. Sisanya, lebih dari 950.000, dianggap berisiko rendah untuk infeksi berat.
Setelah dianalisis, ternyata lebih dari 1%, atau 299, dari lansia yang disarankan melakukan isolasi, tetap terpapar COVID-19, dan sekitar 0,5% atau 140 orang di antaranya, meninggal dunia.
Sementara itu, sekitar 0,5%, atau hampir 1.900 orang, dari kelompok berrisiko sedang, terdapat 0,2%, atau 803 orang yang meninggal akibat terpapar COVID-19.
Pada kelompok berisiko rendah, tingkat infeksi hanya sedikit di atas 0,1% dan tingkat kematian sekitar sepersepuluh dari itu.
Berdasarkan angka-angka ini diketahui, mereka yang berisiko sedang empat kali lebih mungkin untuk dites positif terkena virus daripada kelompok berisiko rendah dan lima kali lebih mungkin meninggal setelah infeksi yang dikonfirmasi. Hampir setengah dari mereka yang termasuk dalam penelitian yang meninggal karena COVID-19 berusia 70 tahun ke atas.
"Studi kami menyoroti bahwa untuk melindungi individu berisiko tinggi secara efektif, pelindung harus digunakan bersama dengan langkah-langkah lainnya seperti menjaga jarak fisik, memakai penutup wajah, dan menjaga kebersihan tangan," kata Pell.
Geriatri.id
foto: lansia melakukan isolasi (depositphotos)