Kembali
×
Menopause dan Permasalahannya
02 Juli 2021 06:18 WIB

Geriatri.id--Definisi menopause menurut WHO adalah berhentinya mensturuasi secara permanen akibat tidak bekerjanya folikel ovarium. Pada wanita juga terjadi kondisi yang disebut klimakterium adalah masa transisi yang berawal dari akhir tahap reproduksi dan berakhir pada awal senium, terjadi pada wanita usia 35 – 65 tahun.

PERMI (Perkumpulan Menopause Indonesia) Bali mengadakan webinar dengan tema Menyongsong Masa Tua Yang Berkualitas. DR dr. Ida Bagus Putra Adnyana, Sp.OG.K FER hadir sebagai pembicara yang membahasa menopause dan permasalahannya.

Prevelensi menopause saat ini di dunia mencapai sekitar 50 juta jiwa. Sementara menopause yang terjadi secara alami pada wanita rata-rata di usia 49-52 tahun. Sedangkan untuk prevelansi keluhan menopause pada wanita Asia sekitar 22-63%.

Berdasarkan data BPS September 2020, tingkat harapan hidup pada wanita mencapai 73,46 tahun. Konsekuensi yang muncul adalah masalah kesehatan pada usia menopause. Beberapa masalah kesehatan itu bisa berupa defisit hormonal, pshyco sosial dan penyakit pada lansia.

Defisit hormonal terjadi karena penurunan fungsi ovarium, estrogen menurun, muncul gejala menopause. Jika terjadi kekurangan estrogen maka akan muncul keluhan-keluhan. Dan biasanya keluhan ini akan terjadi di tempat di mana estrogen punya reseptor seperti di otak, hati, payudara, kardiovaskuler, uterus dan tulang.

Memasuki usia awal 35-45 tahun biasanya terjadi gangguan haid, hipermenorea, hipomenorea dan PUD (pendarahan utrerus disfungsional). Menginjak usia 46-55 tahun yang disebut juga dengan perimenopause, biasanya teradapat keluhan vasomotor, konstitusional, pskiaterik neurotik, vaginal, dan perubahan genital. Sementara di usia 56-65 tahun keluhan terjadi pada gangguan pada otak, jantung, osteoporosis.

Sejak usia 45 tahun biasanya pada wanita hot flush atau semburan hawa panas itu mendominasi. Terdapat juga gangguan metabolisme lemak di mana LDL meningkat dan HDL menurun. Wanita yang mengalami menopause juga akan mengalami gangguan urogenital, keinginan untuk selalu buang air kecil. “Makanya wanita selalu bingung mencari kamar mandi kalau bepergian,” ujar dr. Putra. 

Wanita yang mengalami menopause juga akan mengalami nyeri senggama, vagina kering dan nyeri berkemih. Kulit kering dan menipis, rambut mulai menipis dan kalsium menurun, 35-45%. Gangguan psikologis seperti gelisah, mudah tersinggung, depresi, susah tidur (50%), libido menurun (30%), kehilangan rasa feminin.

Usia menopause alami pada wanita ada di usia 49-51 tahun, di mana terkadang haid bisa berhenti sama sekali. Terkadang juga tanpa keluhan kilmakterium, tidak haid selama lebih dari 6 bulan. Dapat juga terjadi pada wanita berusia di bawah 40 tahun, yang disebut dengan menopause prekoks atau menopause dini.

Lalu bagaimana persiapan menghadapi menopause ini? dr. Putra menyebutkan beberapa hal seperti mempertahankan kesehatan. Penemuan sejak dini dan pengobatan penyakit kronis seperti kanker. Mengobati keluhan atau gejala akibat defisit hormonal.

Cara mempertahankan kesehatan diantaraynya olahraga 3 kali seminggu. Lakukan olahraga aerobic ringan seperti jalan santai. “Bisa melakukan Senam osteoporosis atau senam tai chi,” ujar dr. Putra.

Hal lainnya adalah mengatur pola makan, harus gizi seimbang, nutrisi kalsium dan cukup protein. Mengindari kafein, merokok, cola, dan makanan minuman yang mengganggu penyerapan kalsium. Menghindari emosi-emosi negatif, rasa cemas, takut, marah, depresi dan sedih.  “Harus selalu memupuk emosi yg positif, gembira, bersyukur, “ paparmya.

Wanita menjelang menopause baiknya juga melakukan pemeriksaan kesehatan secara periodik baik fisik maupun laboratorik. Lakukan screening kanker, untuk memeriksa gejala dini dari tumor ganas, pemeriksaan khusus, papsmear dan laparoskopi. Mengobati kekurangan hormonal bukan tujuannya haid lagi, tapi meningkatkan kualitas hidup.

Satu terapi yang disarankan untuk wanita menjelang menopause adalah terapi sulih hormonal. Terapi ini diberikan pada wanita sebelum masuk usia 50 tahun atau ke 2 ovarium sudah diangkat. Juga pada wanita dengan keluhan yang jelas, karena ada sekitar 18% wanita tanpa gejala menopause.

Lamanya terapi hormonal ini masih menjadi perdebatan, namun rata-rata 5-10 tahun. Penghentian terapi bisa dilakukan setelah keluhan hilang atau terserah pada pasien. Namun terapi sulih hormonal ini tidak boleh diberikan: kanker endeomertium, payudara, gangguan fungsi hati berat, pendarahan pervagina yang tidak jelas sebabnya, thrombomboli, ednometriosis, penyakit arteri coronaria, angina.

Terapi sulih hormon ini membantu kualitas hidup wanita menjelang dan saat menopause. Ada beberapa tahapan  kontrol selama terapi sulih hormon, yaitu:

- 1 bulan keluhan pengobatan
- 3 bulan efek samping
- 6 bulan keberhasilan pengobatan, lakukan papsmear
- Mamografi

Artikel Lainnya
Artikel
14 Oktober 2025 11:00 WIB
Tags
Lansia
Menopause
Ida Bagus Putra Adnyana
Perkumpulan Menopause Indonesia
PERMI
lansia sehat
lansia bahagia
lansia online
merawat lansia
berita lansia
geriatri