Walaupun sudah lansia, suami-istri tetap manusia dengan emosi, kebutuhan, dan perbedaan pandangan. Kalau masih suka ada keributan, bukan berarti selalu buruk—kadang justru tanda masih ada dinamika hubungan. Tapi tetap harus dijaga supaya tidak jadi sumber stres.
Beberapa hal yang bisa dilakukan:
Pahami penyebab keributan
Bisa karena masalah kecil sehari-hari (makan, uang belanja, cucian).
Faktor kesehatan (misalnya nyeri, gangguan tidur, penurunan pendengaran).
Perubahan peran (dulu bekerja, sekarang banyak waktu di rumah).
Latih komunikasi sehat
Gunakan kata yang lembut, hindari nada tinggi.
Dengarkan pasangan sampai selesai bicara (bukan langsung menyela).
Gunakan “saya merasa...” daripada “kamu selalu...”, supaya tidak menyudutkan.
Tetapkan waktu tenang
Kalau mulai emosi, lebih baik berhenti sebentar, tenangkan diri, baru lanjut ngobrol.
Libatkan aktivitas bersama
Misalnya jalan pagi bareng, masak bersama, ikut pengajian/komunitas lansia. Aktivitas positif bisa mengurangi gesekan.
Belajar saling memberi ruang
Kadang lansia butuh privasi: waktu sendiri untuk membaca, beribadah, atau bertemu teman. Memberi ruang bisa mencegah keributan.
Dukungan keluarga
Anak/cucu bisa menjadi penengah dengan cara halus, bukan ikut menghakimi.
Konseling pasangan lansia
Kalau keributan makin sering dan berdampak ke kesehatan, bisa dibantu dengan konseling keluarga di puskesmas/psikolog.
Intinya, keributan kecil itu wajar, tapi jangan sampai mengikis rasa sayang. Justru kalau diatur dengan komunikasi baik, hubungan bisa makin hangat.