Geriatri.id--Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengimbau masyarakat untuk tetap melaksanakan vaksinasi untuk 11 antigen. Vaksinasi ini terutama ditujukan untuk anak-anak di bawah 18 tahun.
Imbauan itu disampaikan oleh Menkes saat membuka Pencanangan Nasional Introduksi Imunisasi Pneumokokus Konjugasi atau Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV) di Gresik, Selasa (22/06/2021). Budi menegaskan, meskipun tahun ini imunisasi untuk antigen ini agak terlambat pelaksanaannya, namun harus tetap dilakukan.
Pemerintah berencana akan menambah lagi imunisasi untuk 3 antigen yaitu PCV, HVC dan Rota Virus pada 2022. “Dan vaksinasi ini untuk seluruh orang, tidak hanya terseleksi,” ujar Menkes.
Menurut Menkes, imunisasi merupakan tindakan yang efisien dilakukan di tingkat pencegahan daripada pengobatan. Imunisasi juga merupakan strategi dari transformasi kesehatan yang diperintahkan oleh Presiden. Ada 3 transformasi yang diminta Presiden untuk dilakukan, yaitu: vaksinasi, atasi pandemi, dan reformasi kesehatan.
Berita Lansia:
LANSIA ONLINE, Kelas Kesehatan dari Rumah
Bila Lansia Sakit, Begini Cara Tepat Merawatnya
3 Kunci Sukses Agar Lansia Sehat, Apa Saja?
Menjadi Lansia Sehat dan Bahagia Tanpa Kerentaan
Dalam kesempatan itu, Menkes juga berterima kasih atas bantuan dari UNICEF dan WHO yang telah memberikan akses harga vaksin yang wajar. Namun, Menkes berharap bantuan ini kiranya tidak hanya untuk 1,6 juta anak tapi untuk 5 juta. “Sehingga semua bayi bisa divaksinasi,” ujar Menkes.
Permintaan Menkes ini beralasan, karena berdasarkan data 500 ribu anak menderita pneumonia. Dan sebanyak 30 ribu anak menjalani perawatan, serta 10 ribu anak meninggal setiap tahunnya. “Mereka ini adalah tunas bangsa yang dalam 20-30 tahun ke depan bisa memberikan kontribusi,” kata Menkes.
Menkes berharap bantuan akses dari UNICEF dan WHO ini tidak hanya untuk vaksin pneumonia, tapi juga HVC dan Rota Virus. Pemerintah sendiri melalui Kemenkes sudah menyiapkan anggaran yang cukup untuk pengadaan vaksin ini. Namun akan lebih, baik jika bisa didapatkan dalam bentuk hibah atau non anggaran.
“Jadi anggarannya bisa dipake ke pos lain, seperti penambahan bangunan Puskesmas. Melengkapi fasilitas Puskesmas dengan USG dan EKG,” papar Menkes.
Untuk Puskesmas ini nantinya akan dikembalikan ke fungsi awal sebagai pusat pelayanan kesehatan masyarakat. Pemerintah berencana akan melengkapi puskesmas di seluruh kecamatan dengan fasilitas seperti UKG dan EKG. Hal ini untu memastikan pelayanan dasar bisa dilakukan di puskesmas.
Tidak hanya itu, dengan adanya USG, diharapkan bisa membantu ibu hamil memeriksa kondisi janinnya sebelun lahiran. Selain melengkapi fasilitas di Puskesmas, pemerintah juga akan menempatkan 7 atau 9 tenaga kesehatan, selain dokter. DI mana nantinya tenaga kesehatan ini akan berasal dari kesehatan masyarakat. “Sama pentingnya dengan adanya dokter dan tenaga kesehatan lainnya, “ kata Menkes.
Dengan demikian Menkes berharap, tantangan untuk melakukan vaksinasi 11 antigen ini bisa diatasi. Menkes berharap para petugas kesehatan tetap semangat melakukan tugas ini biarpun saat ini sedang gencar dilakukan vaksinasi Covid-19. “Yang penting 11 vaksinasi jangan sampai terlambat, kalau terlambat 20-30 tahun generasi muda kita bermasalah,” ujar Menkes
Menkes juga meminta program vaksinasi ini harus dianggap sebagai suatu jal yang penting. Tanamkan pemikiran manfaat di masa mendatang untuk generasi selanjutnya. “Jangan letih dan lelah, perbanyak vaksinasi. Ingat prokes, jangan buka masker dan sehat selalu,” ucapnya.*** (Dewi Retno untuk Geriatri.id)