Geriatri.id--Pemerintah memperpanjang mandatory check yang dilakukan di Pelabuhan Bakauheni sampai 31 Mei 2021. Kewajiban pemeriksaan Covid-19 di Pelabuhan Bakauheni untuk semua pelaku perjalanan sudah dimulai sejak 15 Mei lalu atau H+1 Idul Fitri.
Kepala BNPB Letjen TNI Dr. (H.C.) Doni Monardo, mengatakan perpanjangan mandatory check dilakukan mengingat masih banyak warga Jabodetabek yang belum kembali dari wilayah Sumatera.
Jumlah pemudik dari Jawa ke Sumatera diperkirakan mencapai 400 ribu, sedangkan yang kembali ke Jakarta baru 59.967 orang.
Dari total orang yang kembali ke Jakarta itu, ada 532 orang terdeteksi positif Covid-19.
“Jika tidak maksimal dalam pemeriksaan, banyak yang (positif) lolos dan akan menulari orangtua, kerabat dan rekan-rekan di tempat kerja,” ujar Doni dalam Keterangan Pers di Istana Kepresidenan Jakarta, (24/5/2021).
Sementara, random test COVID-19 dengan RT-Antigen yang dilakukan kepada para pelaku perjalanan dari sejumlah provinsi di Pulau Jawa menuju ke Jakarta.
Dari sejumlah titik penyekatan menunjukan sebanyak 1.064 orang reaktif atau 0,6 persen dari total 156.162 orang.
Doni menjabarkan pentingnya pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro.
Salah satunya adalah dengan melakukan karantina mandiri bagi mereka yang baru saja bepergian dari luar wilayahnya.
Jika misalnya didapati 5 rumah positif Covid-19, maka perlu inisiatif untuk melakukan micro lockdown skala RT.
Hal senada disampaikan oleh Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto. Airlangga menyebutkan adanya kenaikan kasus dari provinsi yang tidak menerapkan PPKM Mikro. Oleh karena itu untuk PPKM Mikro selanjutnya 4 provinsi akan ikut menerapkan. Ke-4 provinsi tersebut adalah Gorontalu, Maluku, Maluku Utara dan Sulawesi Barat.
Airlangga mengatakan, dalam kurun waktu 4-5 minggu ke depan pemerintah akan terus memantau potensi lonjakan kasus COVID-19 pasca libur Lebaran. Berdasarkan data perkembangan kasus secara nasional per 23 Mei, terjadi sedikit peningkatan kasus aktif menjadi 5,2 persen, tingkat kesembuhan menurun menjadi 92 persen, sementara tingkat kematian berada di angka 2,8 persen.
Meskipun relatif kecil, jumlah kasus harian nasional juga mengalami tren peningkatan yaitu di kisaran 5.000 kasus per hari, setelah sebelumnya berada di kisaran 3.800 – 4.000. “Kita mesti memonitor 4-5 minggu ke depan. Walaupun dalam satu minggu ini kita juga melihat beberapa kasus ada kenaikan namun masih dalam taraf yang jauh lebih kecil dibandingkan sesudah Lebaran tahun kemarin,” ujarnya.
Sementara Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono, melaporkan tambahan temuan kasus karena mutasi virus baru. Secara kesluruhan ada 54 kasus menyebar dari variant of concern ini. Dimana diantaranya 35 varian kasus berasal dari pekerja migran (luar Indonesia) dan 19 kasus penularan di Indonesia. “Sudah ada penyebaran secara internal dari varian tersebut dan jumlahnya akan meningkat,” ujar Dante.
Untuk itu pemerintah mengantisipasi dengan melakukan keseimbangan antara prokes dan vaksinasi. Dimana vaksinasi pasca lebaran akan kembali ditngkatkan dan diharapkan bisa mencapai 1juta/hari dengan berbagai macam upaya. Tahap ketiga ini juga akan mulai menyasar masyarakat umum yang ada di daerah rentan. (Dewi Retno untuk Geriatri.id)