Geriatri.id - Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menunjukkan komitmennya dalam pengabdian kepada masyarakat dengan menjadi pionir Sekolah Lansia berbasis perguruan tinggi pertama di Indonesia.
Melalui kolaborasi dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) serta Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Yogyakarta, UII meluncurkan Sekolah Lansia Maharani sebagai wujud kepedulian terhadap kesejahteraan lanjut usia.
Peluncuran Sekolah Lansia ini berlangsung bersamaan dengan pameran hasil Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Pendampingan Layanan Lansia Terintegrasi (LLT) Angkatan 70 dan menjadi rangkaian kegiatan Milad ke-82 UII.
Baca Juga: Catat! Ini Daftar 144 Penyakit yang Dijamin BPJS Kesehatan
Acara ini diresmikan Rektor UII, Fathul Wahid, bersama Kepala BKKBN DIY, M. Iqbal Apriansyah, SH., M.PH., pada Rabu (26/02) di Ruang Terbuka Hijau Publik (RTHP) Bumen, Kelurahan Purbayan, Kotagede.
Dalam sambutannya, Fathul Wahid mengapresiasi sinergi yang terjalin dengan BKKBN dalam mewujudkan Sekolah Lansia.
Ia menegaskan UII selalu memandang desa sebagai mitra sejajar, bukan sekadar objek binaan.
Melalui KKN Tematik, UII telah mendampingi lebih dari 100 desa di Jawa Tengah dan DIY dengan tujuan untuk berkembang bersama dan menghadirkan solusi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Lebih lanjut, ia menjelaskan keberadaan Sekolah Lansia ini menjadi bukti, UII memahami potensi serta tantangan yang dihadapi masyarakat, khususnya para lansia.
“Bisa jadi belum sempurna, tetapi Insyaallah sepanjang waktu bisa diperbaiki dan dilengkapi lebih baik lagi. Mudah-mudahan yang kami dilakukan bisa diterima. Sehingga bisa dieskalasi dan ditingkatkan,” harap Rektor UII dikutip dari laman uii.ac.id.
Di Kelurahan Purbayan, jumlah lansia mencapai 1.000 orang, dengan 58 di antaranya membutuhkan pendampingan rutin dan perawatan jangka panjang.
Dengan adanya Sekolah Lansia, diharapkan terbentuk ekosistem yang mendukung para lansia untuk menjalani masa tua dengan lebih nyaman dan bermakna.
Kepala BKKBN DIY, M. Iqbal Apriansyah, juga memberikan apresiasi atas kontribusi UII yang terus bersinergi dalam berbagai program pemerintah.
Ia menekankan, DIY memiliki prevalensi lansia tertinggi di Indonesia, yaitu 16,6% atau sekitar 652 ribu orang, sehingga program yang langsung menyentuh masyarakat seperti Sekolah
Lansia sangat dibutuhkan.
Saat ini, terdapat 16 Sekolah Lansia yang berbasis pada pendanaan APBN, APBD, dan komunitas.
Namun, Sekolah Lansia berbasis perguruan tinggi baru pertama kali hadir melalui UII di Kelurahan Purbayan.
Iqbal berharap konsep ini dapat dikembangkan ke tingkat nasional agar semakin banyak lansia yang mendapatkan manfaatnya.
Sekolah Lansia Maharani mengusung kurikulum inovatif, terdiri dari 12 materi dalam 12 pertemuan, mencakup aktivitas fisik, keterampilan, hingga refleksi kehidupan lansia.
Para peserta tidak hanya mendapatkan ilmu, tetapi juga kesempatan untuk bersosialisasi, berbagi cerita, dan menjalani hari-hari dengan lebih ceria serta aktif.
Baca Juga: 14 Sindrom Geriatri yang Sering Dikeluhkan Lansia
Acara peluncuran ini ditutup dengan berbagai kegiatan menarik, seperti pemaparan program kerja unggulan, penyerahan hasil program, penampilan Tari Srandul dari Sanggar RTHP Bumen, serta pemberian bantuan sosial bagi lansia.
Selain itu, turut diadakan tur pameran program kerja serta layanan pemeriksaan kesehatan gratis bagi para lansia.
Dengan inisiatif ini, UII membuktikan perannya sebagai pelopor dalam memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat, khususnya dalam menciptakan lingkungan yang lebih ramah bagi para lansia.***
*Universitas Islam Indonesia (UII) menjadi pionir Sekolah Lansia berbasis perguruan tinggi pertama di Indonesia.***
Untuk mendapatkan informasi seputar SEKOLAH LANSIA lainnya KLIK DISINI
Video Lansia Online