Kembali
×
Harus Segera Ditangani, Mengenal Presbikusis pada Lansia
21 Maret 2024 13:30 WIB

Geriatri.id - Presbikusis adalah tuli saraf pada lanjut usia (lansia) akibat proses degenerasi (penuaan) organ pendengaran, terjadi secara lambat, berangsur-angsur memberat pada kedua sisi telinga.

Seiring bertambahnya waktu, penderita presbikusis mengalami kesulitan memahami komponen wicara terutama dalam frekuensi tinggi dan voiceless consonants.

Jika tidak segera ditangani, presbikusis dapat mengganggu aktivitas keseharian penderitanya sehingga memengaruhi kualitas hidup di hari tua. 

Penyebab gangguan pendengaran pada presbikusis 

• Degenerasi elastisitas gendang telinga

• Degenerasi sel rambut koklea

• Degenerasi fleksibilitas dari membran basilar

• Berkurangnya neuron pada jalur pendengaran

• Perubahan pada sistem pusat pendengaran dan batang otak

• Degenerasi jangka pendek dan auditory memory

• Menurunnya kecepatan proses pada pusat pendengaran di otak (central auditory cortex)

Usia lanjut terjadi juga perubahan organ telinga. Misalnya degenerasi otot-otot dan tulang-tulang pada telinga tengah.

Gejala dan tanda presbikusis secara umum


Berkurangnya kemampuan mendengar

• Berkurangnya kemampuan mengerti percakapan

• Telinga menjadi sakit bila lawan bicaranya memperkeras suara

• Terganggunya fisik dan emosional

• Hasil pemeriksaan pendengaran didapatkan penurunan tajam (slooping) setelah frekuensi 2000 Hz

Faktor risiko kejadian presbikusis

Jenis kelamin laki laki lebih berisiko dibanding perempuan karena laki laki lebih banyak bekerja ditempat bising. 

Faktor risiko lain adalah kondisi hipertensi, diabetes melitus, kolesterol tinggi, hiperlipidemia, hipertrigliserida, merokok dan riwayat terpapar bising.

Upaya rehabilitasi dilakukan dengan pemasangan alat bantu dengar (ABD) yang sesuai dengan kebutuhan. 

Pemasangan alat bantu dengar bertujuan untuk memperkeras (amplifikasi) bunyi yang ada disekitar pengguna.

Kemajuan teknologi ABD saat ini memungkinkan pengguna ABD mendapatkan amplifikasi yang tepat. 

ABD dengan fasilitas multi channel dapat mengeraskan bunyi spesifik pada frekuensi yang mengalami gangguan saja. 

Selain itu teknologi multi-mikrofon dan penyaring (filter) terhadap bising memungkinkan pemahaman percakapan lebih baik pada kondisi bising. 

Hal penting lainnya adalah memilih jenis ABD yang cocok dengan tuntutan gaya hidup dan kemampuan fisik pemakainya. 

Meski telah menggunakan ABD, dalam kasus tertentu masih diperlukan bantuan membaca ujaran bibir (lip reading).

Namun masalahnya para penderita presbikusis umumnya juga mengalami gangguan penglihatan.

Penderita presbikusis bila tidak dilakukan upaya rehabilitasi pendengaran maka kemampuan untuk memahami percakapan akan makin terganggu. 

Masalah fisik dan emosional pada presbikusis 


• Terganggunya hubungan perorangan dengan keluarga

• Kompensasi tingkah laku akibat gangguan pendengaran: pemarah dan mudah frustasi, depresi, menarik diri dari lingkungan (introvert), waham curiga (paranoid), self-critism, berkurangnya aktivitas dengan kelompok sosial, berkurangnya stabilitas emosi.

Angka kesakitan (morbiditas) presbikusis dapat dikurangi dengan upaya penanggulangan secara promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. 

Skrining pendengaran dilakukan pada pemeriksaan fisik rutin atau pada penderita dengan usia diatas 60 tahun. 

Pertanyaan yang diberikan “adakah masalah dengan pendengaran?”. Sepuluh item dari Hearing handicap inventory for the elderly-short (HHIE-S) sangat efektif untuk mendeteksi adanya presbikusis.***

Sumber: RS Kariadi

Ilustrasi - Gangguan pendengaran pada lansia.(Pixabay)

Artikel Lainnya
Artikel
23 Oktober 2025 12:00 WIB
Tags