Kembali
×
Kenali 7 Kelainan Kulit yang Kerap Terjadi pada Lansia
09 Januari 2024 22:57 WIB

Geriatri.id - Saat memasuki usia lanjut (lansia), kulit mengalami berbagai perubahan yang dipengaruhi faktor-faktor tertentu. Faktor-faktor yang bisa mempengaruhi perubahan kulit pada lansia meliputi, warisan genetik, pola makan, perawatan kulit, dan gaya hidup, termasuk kebiasaan merokok.

Paparan sinar matahari tanpa perawatan yang memadai sejak usia muda juga dapat meningkatkan risiko kerusakan kulit pada tahap lanjut usia.

Sinar ultraviolet (UV) matahari, sebagai penyebab utama kerusakan kulit, dapat memecah jaringan elastis (elastin) di kulit, menyebabkan kulit menjadi kendur, berkerut, dan berjerawat. Bahkan, paparan ini dapat menyebabkan pertumbuhan pra-kanker dan kanker kulit.

Faktor lain yang turut berkontribusi pada penuaan kulit mencakup kehilangan jaringan lemak di antara kulit dan otot.

Selain itu, stres dan gerakan wajah sehari-hari, seperti tersenyum dan cemberut, juga dapat mempengaruhi kondisi kulit.

Baca Juga: 5 Pertanyaan Mengenai Hipertensi

Menurut American Association of Retired Persons (AARP) dan buku "Gizi Geriatri" (2019) karya Dwi Sarbini, Siti Zulaekah, dan Farida Nur Isnaeni, berikut beberapa kelainan kulit yang umum terjadi pada lansia:

1. Ulkus Dekubitus

Ulkus Dekubitus adalah cedera terbuka pada kulit yang muncul akibat tekanan yang berlangsung terus-menerus dalam jangka waktu panjang di area tertentu.

Kelainan kulit ini sering dialami oleh orang lanjut usia, terutama mereka yang mengidap penyakit kronis seperti kanker stadium akhir, penyakit ginjal tahap akhir, kelumpuhan total, penyakit hati, penyakit jantung, dan diabetes.

2. Dermatitis Eksema


Pada lansia sering kali menunjukkan berbagai bentuk penyakit kulit, antara lain:

Eksema Nummular: Lesi berbentuk seperti uang logam dengan rasa gatal. Biasanya terlihat pada bagian tungkai bawah, punggung tangan, ekstremitas atas, dan batang tubuh.

Dermatitis Statis: Muncul dengan warna kecoklatan pada kulit akibat insufisiensi vena, disebabkan oleh varises dan edema pada pedis.

Dermatitis Seboroik: Kulit menjadi kering, warna kulit kemerahan, dan bersisik terutama pada kulit kepala, badan, wajah, atau regio anogenital.

Dermatitis Kontak: Terbagi menjadi dua jenis, yaitu alergik dan dermatitis kontak iritan. Dermatitis kontak dapat terjadi di seluruh bagian tubuh yang terbuka, sementara dermatitis kontak iritan lebih sering terjadi di tangan.

Dermatitis kontak alergik umumnya terjadi pada lansia yang pernah berinteraksi dengan bahan tertentu.

Lichen Simplex Chronicus (Neurodermatitis): Ditandai oleh penumpukan kulit yang menebal dan gatal. Umumnya terjadi di pergelangan kaki.

Eksema Asteatotik: Disebabkan oleh kulit kering dan sering dijumpai pada ekstremitas bawah. Menyebabkan kulit terlihat kering, bersisik, dan agak kemerahan.

3. Keratosis Seboroik

Keratosis seboroik adalah pertumbuhan benjolan mirip kutil yang bersifat non-kanker dan seringkali muncul di wajah, dada, bahu, atau punggung.

Warna umum dari benjolan ini adalah cokelat atau kehitaman. Meskipun umumnya tidak memerlukan pengobatan, jika menyebabkan iritasi, dokter dapat melakukan operasi pengangkatan.

4. Lentigo Senilis



Lentigo senilis atau yang dikenal sebagai flek hitam, muncul sebagai bintik-bintik kecoklatan atau kehitaman pada wajah, tangan, bahu, dan lengan.

Orang dengan kulit cerah dan yang sering terpapar sinar matahari memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan lentigo senilis.

Meskipun kondisi kulit pada lansia ini umumnya tidak berbahaya, namun tidak memerlukan pengobatan khusus.

5. Cherry Angioma

Cherry angioma atau yang dikenal sebagai tahi lalat merah adalah pertumbuhan kecil yang bersifat non-kanker di kulit.

Pertumbuhan ini terdiri dari pembuluh darah, memberikan tampilan kemerahan pada kulit. Meskipun beberapa varian kelainan kulit ini lebih halus dan mirip dengan kulit normal.

Umumnya, kondisi kulit ini mulai muncul setelah mencapai usia 30 tahun.

Baca Juga: 14 Sindrom Geriatri yang Sering Dikeluhkan Lansia

6. Tinea Pedis

Tinea pedis atau yang dikenal sebagai infeksi kaki adalah kondisi umum yang disebabkan oleh jamur yang disebut dermatofita.

Jamur ini tumbuh subur di lingkungan yang hangat dan lembap.


Gejala yang sering terjadi melibatkan rasa gatal pada kulit, pecah-pecah, melepuh, atau mengelupas di antara jari-jari kaki.

Infeksi ini juga dapat menyebabkan kulit telapak kaki menjadi kemerahan dan bersisik.

Selain itu, infeksi dapat menyebar ke kuku kaki, mengubahnya menjadi kuning, tebal, dan keruh.

7. Rosacea

Penyakit kulit ini menyebabkan kemerahan dan pembuluh darah terlihat, terutama di bagian wajah.

Ini merupakan kondisi yang bersifat kambuhan, di mana gejalanya dapat bervariasi dari periode yang sangat parah hingga kurang parah.

Kelainan kulit ini lebih umum terjadi pada wanita berkulit putih. Menurut suatu penelitian, sekitar 75,7 persen dari orang dewasa yang berusia 70 tahun ke atas mengalami setidaknya satu jenis kelainan kulit yang memerlukan perawatan, baik di rumah (43 persen) maupun oleh dokter (57 persen).

Ilustrasi - Kelainan kulit yang umum terjadi pada lansia.(Pixabay)

Video Lansia Online


 

Artikel Lainnya
Artikel
20 September 2025 12:00 WIB
Tags
kulit lansia
lansia
berita lansia
geriatri
lansia sehat
lansia bahagia
merawat lansia
lansia online