Geriatri.id - Fungsi otot akan mengalami penurunan seiring bertambahnya usia. Meski rajin berolahraga di usia muda, bukan jaminan pasti terbebas dari kemungkinan terkena sarcopenia saat lanjut usia (pansia).
Sarcopenia adalah kondisi ketika tubuh kehilangan massa, kekuatan dan fungsi otot. Kondisi ini tidak bisa disepelekan karena berhubungan dengan masalah kesehatan serius seperti kelemahan, kecacatan, morbiditas dan mortalitas.
Sarcopenia akan memengaruhi gaya dan keseimbangan seseorang saat berjalan, sulit menaiki tangga dan mengangkat benda.
Baca Juga: Butuh Perhatian Khusus, Dinsos Indramayu Kunjungi Lansia Berusia 109 Tahun
Penurunan massa otot dimulai di usia 30 tahun dan biasanya berkurang 3-8% per 10 tahun.
Selain karena faktor usia, faktor lain penyebab sarcopenia karena perubahan kadar hormon, kebutuhan protein berubah, neuron motorik mati, dan kekurangan vitamin D.
Berikut gejala sarcopenia seperti dilansir Express:
1. Ukuran otot mengecil
Kondisi ini kurang disadari karena orang jarang memerhatikan ukuran otot mereka. Namun ada indikator fisik yang bisa dilihat.
Perhatikan apakah otot di tangan, perut, kaki, atau di bagian mana saja semakin lama semin kecil.
2. Badan menjadi lemah
Badan lemah menjadi indikator lain yang harus diwaspadai sebagai gejala sarcopenia. Kondisi badan lemah meningkatkan risiko jatuh yang bisa berakibat patah tulang.
Jika sering merasa lemah dan lebih mudah terjatuh, segera periksakan diri ke dokter untuk memastikan apakah itu gejala sarcopenia atau bukan.
3. Kehilangan daya tahan
Penderita sarcopenia sering kehilangan daya tahan atau stamina.
Akibatnya, mereka mengalami kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari.
4. Penurunan keseimbangan
Gelaja lain sarcopenia adalah keseimbangan yang terus memburuk yang menyebabkan orang menghindari aktivitas fisik.
Namun masalahnya, penurunan frekuensi aktivitas fisik bisa mempercepat kehilangan massa otot.***
Ilustrasi - Pixabay
Video Lansia Terbaru: