Oleh Husna Sabila
Geriatri.id - Banyak yang bilang bahwa tubuh kita ini adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan. Ketika kita tidak nafsu makan misalnya, bisa jadi pengaruh utamanya bukan dari makanan, namun dari bagian tubuh lainnya yang memang sedang tidak dalam kondisi optimal.
Begitu pula dengan keadaan lansia. Penurunan nafsu makan, atau perubahan pola makan, bisa jadi penyebabnya berasal dari fungsi tubuh yang sudah mengalami banyak perubahan.
Ahli gizi yang juga Q & R Manager RS Murni Teguh, Jakarta, Rini Siti Haerani, S.P., MARS. menjelaskan kepada Geriatri.id mengenai perubahan fungsi tubuh lansia dan pengaruhnya pada pola makan serta dampak lainnya pada lansia.
1. Metabolisme basal tubuh yang menurun
Metabolik basal -- banyaknya energi yang dipakai untuk aktivitas jaringan tubuh sewaktu beristirahat -- erat kaitannya dengan kebutuhan kalori harian tubuh.
Adanya penurunan metabolisme basal tubuh akan berpengaruh pada menurunnya kebutuhan energi harian sehingga apabila tidak diimbangi dengan intake kalori yang sepadan, akan mengakibatkan obesitas atau berat badan berlebih pada lansia.
2. Aktivitas fisik yang menurun
Aktivitas fisik berpengaruh pada kalori yang dikeluarkan atau dibakar oleh tubuh, semakin rendah aktivitas fisik yang dilakukan, semakin rendah pula kalori yang dibakar tubuh.
Hal ini pada lansia akan berpengaruh terhadap munculnya risiko obesitas atau berat badan berlebih
3. Penyakit periodental/gigi tanggal
Tanggalnya gigi pada lansia akan berdampak pada pencernaan mekanik lansia. Lansia akan kesulitan mengunyah sehingga mungkin akan beralih memilih makanan yang lunak dan kurang serat.
4. Fungsi indera yang menurun
Indera yang menurun akan mempengaruhi cita rasa yang diterima lansia, yang kemudian akan berpengaruh terhadap selera makan dan tingkat kesukaan makanan yang juga menurun sehingga meningkatkan resiko kurang gizi pada lansia.
5. Kemampuan motorik yang menurun atau mengalami gangguan
Lansia dengan kemampuan fungsi motorik akan kesulitan untuk menggerakan tubuh dalam membuat dan menyiapkan makanan sendiri.
Bahkan, gangguan fungsi motorik ini juga mungkin akan berdampak pada sulitnya lansia untuk menyuap makanan sendiri.
6. Demensia
Demensia dan perubahan fungsi kognitif erat kaitannya dengan daya ingat lansia. Apabila daya ingat lansia menurun, lansia mungkin akan mengalami lupa jadwal makan, sehingga berpengaruh pada frekuensi makan lansia dalam sehari.
Berita lansia lainnya:
Ompong pada Lansia Ternyata Berpengaruh pula pada Fungsi Kognitif Otak
5 Pertanyaan Seputar Hipertensi
5 Kebiasaan Baik ini Bisa Tingkatkan Sistem Kekebalan Tubuh Lansia
Selain beberapa hal di atas, Rini juga menjelaskan pengaruh perubahan komposisi tubuh pada lansia serta pengaruhnya pada metabolisme tubuh lansia yaitu:
1. Massa otot yang menurun
Massa otot pada lansia mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan usia produktif. Menurunnya massa otot berarti turun pula jumlah sel yang menyusunnya sehingga metabolik basal tubuh juga ikut menurun.
2. Perubahan jumlah massa lemak
Pada beberapa lansia, kurangnya berolahraga akan menyebabkan penumpukan massa lemak di perut. Hal ini akan mempengaruhi metabolisme tubuh lansia yaitu metabolisme karbohidrat dan lemak
3. Massa cairan tubuh yang menurun
Massa cairan tubuh yang menurun pada lansia akan menyebabkan risiko dehidrasi dan kurangnya respon lansia terhadap rasa haus.
Oleh karena itu, anggota keluarga atau caregiver yang mendampingi lansia sebaiknya memperhatkan lebih lanjut ketika terjadi perubahan pola makan pada lansia. Karena bisa jadi perubahan yang terjadi disebabkan adanya gangguan tertentu.
Dengan memperhatikan pola makan lansia, asupan gizi yang masuk tubuh lansia menjadi lebih terkontrol dan terjaga keseimbangan takarannya, sehingga dapat menunjang lansia yang aktif, sehat, dan bahagia.***
Video Lansia lengkap soal "Resep Makanan Sehat Bergizi pada Lansia"
